Bilangan
berpangkat adalah bilangan yang berfungsi untuk menyederhanakan
penulisan dan penyebutan suatu bilangan yang memiliki faktor-faktor atau
angka-angka perkalian yang sama.
B. Cara Penulisan
Contohnya, operasi penghitungan 2x2x2x2x2 atau 8x8x8x8x8 yang penulisannya bisa disederhanakan dengan menggunakan pangkat.
Untuk mengubah suatu bilangan menjadi bilangan berpangkat, maka dibutuhkan rumus berupa an = a x a x a x a x… sebanyak n kali. dalam rumus ini, 'a' adalah bilangan pokok, sedangkan 'n' adalah pangkat atau eksponen.
Sehingga dari rumus ini, diketahui bahwa 2x2x2x2x2 dapat diubah menjadi bilangan berpangkat yaitu 25 = 32.
Selain
bilangan positif, bilangan negatif juga bisa dipangkatkan. Namun perlu
diingat, kalau bilangan negatif dipangkat dengan bilangan ganjil, maka
hasilnya akan negatif.
Kalau bilangan negatif dipangkat dengan bilangan genap, maka hasilnya adalah bilangan positif.
Contohnya adalah (-2)6 = -2 x -2 x -2 x -2 x -2 x -2 = 64.
Ada juga bilangan berpangkat -26 = -64. Mengapa hasilnya minus, padahal memiliki angka yang sama seperti sebelumnya, ya?
Ternyata
ini disebabkan karena penghitungannya yang berbeda, yaitu -2 x 2 x 2 x 2
x 2 x 2. Angka yang minus hanya satu, sehingga saat dikalikan dengan
bilangan positif lainnya menjadi minus.
Secara sederhana penulisan bilangan jenis ini adalah sebagai berikut : an = a x a x a x…..x a
Perkalian berbagai bilangan dengan faktor-faktor yang sama seperti di atas pada umumnya disebuat dengan perkalian berulang.
Bayangkan apabila yang dikalikan angkanya sangat banyak, maka kita juga akan mengelami kesulitan di dalam dalam penulisannya.
Hal tersebut tak lain sebab sangking banyaknya angka untuk satu kali bilangan pada perkalian tersebut.
Masing-masing perkalian berulang bisa kita tuliskan secara ringkas dengan memakai notasi angka bilangan berpangkat.
Sebagai contoh:
3 x 3 x 3 x 3 x 3 bilangan tersebut bisa kita ringkas kembali dengan memakai bilangan berpangkat menjadi 35
8 x 8 x 8 x 8 x 8 x 8 x 8 x 8 x 8 x 8 dan angka tersebut bisa kita ringkas kembali hingga menjadi bilangan berpangkat 810
Cara membacanya:
35: Sepuluh pangkat 5
810 : Delapan pangkat 10
Pangkat di atas berguna untuk menentukan jumlah faktor yang di ulang.
Perhatikan juga sifat-sifat bilangan berpangkat di bawah ini.
sifat bilangan berpangkat
Bilangan yang memiliki pangkat di dalam matematika terdiri dari:bilangan dengan pangkat bulat positif (bilangan asli), pangkat bulat negatif, pangkat nol, pangkat rasional dan pangkat riil.
Notasi pangkat digunakan untuk menuliskan hasil kali suatu bilangan
berulang dalam bentuk yang lebih sederhana. Seperti misalnya, kita
memiliki tiga faktor a yang sama, sehingga dapat menggunakan lambang a3 untuk menyatakan (a x a x a),
dengan 3 dituliskan di sebelah kanan atas a yang dinamakan pangkat dari
a dan menyatakan banyaknya faktor a yang terulang,dapat ditulis a3 = a x a x a
C. Contoh-Contoh Bilangan Berpangkat
Bilangan berpangkat yang paling sering
dibahas antara lain bilangan berpangkat positif, bilangan berpangkat
negatif dan bilangan berpangkat nol. Agar lebih jelas, kita bahas satu
per satu pengertian dan sifat-sifat dari ketiga bilangan berpangkat
itu.
Bilangan Berpangkat Positif
Bilangan berpangkat positif merupakan bilangan yang mempunyai pangkat/eksponen positif.
Bilangan berpangkat positif memiliki sifat-sifat tertentu, di mana
terdiri dari a, b, bilangan real m, n, yang merupakan bilangan bulat
positif. Sifat-sifat bilangan berpangkat positif sebagai berikut:
Berikut merupakan contoh soal dengan menggunakan sifat-sifat bilangan berpangkat positif :
Jawab:
Bilangan Berpangkat Negatif
Tidak semua bilangan berpangkat bernilai positif, beberapa pangkat adalah bilangan bulat negatif.
Tadi, kita telah berkenalan dengan bilangan berpangkat bulat positif
beserta sifat-sifatnya. Dengannya, kita bisa lho, mengetahui definisi dari bilangan
berpangkat bulat negatif. Ini dia penjabarannya:
Dengan begini, kamu tidak perlu bingung melakukan pemangkatan meskipun eksponennya berupa bilangan negatif,
Bilangan Berpangkat Nol
Selain bilangan berpangkat
positif dan bilangan negatif, dalam matematika juga ada bilangan
berpangkat nol. Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa . Berdasarkan sifat pembagian bilangan berpangkat positif dapat diperoleh . Sehingga sifat untuk bilangan berpangkat nol adalah:
Jika a bilangan riil dan a tidak sama dengan 0, maka
Kenapa bilangan berpangkat nol hasilnya satu???
Perhatikan rumus berikut:
a⁰ = 1
0ᵃ = 0
Keterangan Simbol:
a = Angka
Dari
rumus yang telah disediakan diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa
semua bilangan yang dipangkatkan dengan 0 akan berjumlah 1. Dan 0 yang
dipangkatkan dengan bilangan apapun, hasilnya akan tetap 0. Mengapa
demikian?
Dari
gambar diatas, kita dapat melihat sebuah pola. Semakin turun angka
pangkatnya, maka bilangan tersebut akan terus dibagi oleh 2. Makanya
dari atas kebawah angkanya makin mengecil kan, guys? Begitulah bagaimana a⁰ hasilnya bisa 1.
Selain menganalisis pola, ada cara lain untuk membuktikan a⁰ = 1.
Perhatikan lagi nih sifat-sifat eksponen berikut:
Dengan demikian, kita bisa mengubah:
20 = 23-3
sehingga
23/23 = 1
Berarti kalau 0⁰ hasilnya sudah pasti 1 dong?
Merujuk pada sifat yang sebelumnya telah kita bahas, coba deh kita hitung:
0⁰= 0⁵⁻⁵ —>0⁵/0⁵
Berarti challenge kita adalah membagi 0 dengan 0 juga? Hmm.. dalam matematika, ada gak sih aturan membagi dengan 0? Jawabannya: Ada!
Bilangan APAPUN jika dibagi dengan 0, maka hasilnya akan menjadi: Tidak Terdefinisi
Maka, hasil dari 0⁰ = Tidak Terdefinisi.
Jadi untuk menjawab pertanyaan, “Apakah semua bilangan pangkat nol hasilnya 1?”
Jawabnnya adalah: Iya dengan SYARAT bilangan tersebut bukan angka 0.
Bilangan Bentuk Akar A.Pengertian Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan rasional yang hasilnya berupa bilangan irasional . Bilangan bentuk akar akan berada dalam tanda "√", atau bisa kita sebut sebagai tanda akar. Aku kasih contoh deh biar kamu nggak bingung. Misalnya, ada bilangan berpangkat 2 1/2 . Nah, bilangan berpangkat 2 1/2 kalo kita ubah ke bentuk akar, jadinya akan seperti ini: 2 1/2 (a = 2, m = 1, n = 2) 2 1/2 = atau √2 Fyi nih, kalo indeks akarnya bernilai 2, nggak perlu kamu tulis juga nggak papa, ya. Contoh bentuk akar yang lain di antaranya √6, √7, √11, dan masih banyak lagi. Coba aku tanya, √25 itu termasuk bentuk akar atau bukan, sih? Eits! Jawabannya bukan bentuk akar. Kenapa? Ingat definisinya, bentuk akar itu berupa bilangan irasional, sedangkan √25 bisa kita sederhanakan menjadi √5 2 = 5 2/2 = 5 (5 adalah bilangan rasional). Jadi, √25 bukan bentuk akar. B. Sifat-Sifat B...
Logaritma A. Pengertian Logaritma Logaritma adalah suatu invers atau kebalikan dari pemangkatan (eksponen) yang digunakan untuk menentukan besar pangkat dari suatu bilangan pokok . Jadi intinya, dengan mempelajari logaritma kita bisa mencari besar pangkat dari suatu bilangan yang diketahui hasil pangkatnya. Jika sebuah perpangkatan a c = b, maka dapat dinyatakan dalam logaritma sebagai: a log b = c dengan syarat a > 0 dan a ≠1 Berikut adalah sejumlah contoh logaritma: Perpangkatan Contoh Logaritma 2 1 = 2 2 log 2 = 1 2 0 = 1 2 log 1 = 0 2 3 = 8 2 log 8 = 3 2- 3 = 8 2 log = – 3 9 log 10 3 = 1000 log 1000 = 3 B. Sifat-sifat Logaritma 1. Sifat Logaritma dari perkalian Suatu logaritma merupakan hasil penjumlahan dari dua logaritma lain yang nilai kedua numerus-nya merupakan faktor dari nilai numerus awal. Berikut modelnya: a log p.q = a log p + a log q dengan syarat a > 0,...
Komentar
Posting Komentar